Siang itu sepulang sekolah aku dan sahabatku menuju lapangan untuk
berkumpul mengikuti kegiatan organisasi sekolah. Saat itu aku melihat
seseorang yang asing bagiku, dia seorang cowok yang bisa dibilang
pendiam, alim, tingginya hampir sama denganku, kulitnya sawo matang dan
pembawaannya tenang.
“hai, murid baru ya?” sapku padanya
Di hanya membalasnya dengan senyuman, setelah itu kami saling lebih
akrab lagi. Kami selalu datang bersama saat mengikuti kegiatan dalam
organsasi tersebut, hingga pada suatu hari sahabatku datang dengan
begitu jengkelnya padaku.
“kok, kamu dekat banget sama anak baru itu? Kamu suka ya sama dia?” ucapnya menuding
Aku hanya terdiam binggung saja dengan tingkah sahabatku itu.
“inget ya jangan kam coba deket deket lagi sama dia, karena aku suka dengannya. Ingat itu” ancamnya lagi
Aku binggung saat itu mangapa hanya karena orang yang baru kita kenal bisa hingga merusak persahabatan.
Siang itu seperti biasanya aku mengikuti kegiatan organiasi sekolah
itu lagi, kegiatan saat itu adalah pbb, kami berbaris bersama di
sampingku tepat ada cowok baru itu lagi dan di belakangku ada sahabat
dekatku, tiba tiba aku terjatuh dan saat itu juga tidak ada yang
menolong aku. Aku mencoba untuk membangunkan tubuhku sendiri.
Sesampai rumah aku memutuskan untuk pindah dari sekolahan tersebut
dan keluar dari organisasi tersebut. Aku pun putuskan tidak berpamitan
pada teman teman terutama sahabatku sendiri. Aku putuskan untuk
mengganti namaku. Agar mereka tak mememukanku lagi.
Mungkin saat itu aku adalah pecundang yang hanya dapat melarikan diri
begitu saja karena aku ingin sahabatku bahagia dengan keinginannya.
Satu tahun aku berada di sekolah baruku, aku mendengar berita akan
ada organisasi dari sekolah lain untuk mengisi ekstrakulikuler di
sekolah baruku. Aku berharap itu bukan organisasi dari sekolah lamaku.
Siang itu kegiatan ekstra kuikuler dimulai aku pun kaget karena itu
adalah organisasi dari sekolah lamaku. Dan yang masuk ke ruang kelas itu
adalah cowok baru itu dan shabatku serta rekan rekan lain yang aku
kenal. Tapi mereka tak mengenaliku karena aku merubah penampilanku dan
namaku pastinya.
“eh, kakak pembina yang ganteng itu pacarnya dia loh” ujar teman semejaku
“sungguh” jawabku dengan senyuman.
Yang dimaksud teman semejaku adalah cowok baru itu dan sahabat dekatku
itu. Saat itu juga aku melihat cowok baru itu berubah ia semakin belagak
sombong dan laksana penguasa, ya karena dia diangkat sebagai ketua
organisasi tersebut. Aku pun merasa kecewa dengan tingkah mereka.
“maaf kak, mengapa kakak bersikap seperti itu. Saya rasa sebagai ketua
kakak tidak lah pantas bersikap seperti itu” ucapku membatah perkataan
cowok baru itu
“anak itu ngajakin berantem tuh!” ucap sahabatku
Cowok baru itu berjalan menuju mejaku, aku kuatkan mentalku menghadapinya. Aku harap dia tidak mengenaliku.
“anandita utama putri seorang pengusaha batubara yang amat terkenal,
pindah kesekolah ini satu tahun yang lalu. benar kan?” ucap cowok baru
itu
Aku tercengang melihat pengakuannya tentang diriku, dia sangat sangat
mengetahui kehidupanku, hingga aku tak dapat menjawab apa apa.
“hah” seluruh kelas juga ikut tercengang melihat hal itu
Mengapa dia bisa tahu hal itu, apa jangan jangan dia sudah mengenali
bahwa aku… lamunku terpecahkan ketika cowok baru itu berkata
“kenapa diam? Apa kita sudah kenal sebelumnya?” tanyanya curiga denganku
“maaf kak, saya tidak saya baru bertemu saat ini dengan kakak pastinya saya belum mengenal kakak” ucapku
Sebenarnya aku tidak mengetahui nama cowok baru itu, dulu saat aku akrab
dengannya, aku tidak sempat berkenalan kami pun akrab dengan begitu
saja tanpa perkenalan sebelumnya. Setelah itu terus terjadi percecokan
kecil antara aku, sahabatku dan cowok baru itu. Hingga bel pulang pun
berbunyi yang menghentikan perdebatan kami.
“inget ya? Urusan kita belum selesa” ucap cowok itu sembari memberikan senyuman padaku
Aku tak membalas senyuman itu, aku lekas memalingkan wajahku.
“kacau ini, bener bener kacau” ucapku menarik perhatian sahabatku
“eh, bukannya udah biasa kamu mengkritik kayak gitu, kok kamu kayak ketakutan gitu” tanya teman semejaku
“em… Eh… Ya gak… Ya ya… Opss, maaf lagi eror”
“eh kamu malah dapat kesempaan bagus itu”
“kok, bisa justru gue buat masalah besar”
“eh, denger ya banyak orang di sekolah ini terutama para cewek untuk dekat dengan kak ikal”
“eh tunggu tunggu. Kamu kak ikal itu siapa?”
“anak ini bener bener eror, ya udah kamu pulang dulu gih istirahat biar sembuh tuh eror”
Aku hanya tersenyam mendengar nasehat dari teman satu mejaku itu. Aku
juga berharap agar organisasi itu, karena aku gak mau menggangu mereka
lagi.
Satu minggu berlalu, terdengar kabar bahwa cowok baru itu pidah ke
sekolahanku, aku sangat kaget mendengar hal itu, dan yang paling
mencengangkan lagi dia sekelas denganku.
Pagi itu aku mengikuti pelajaran pertamaku dengan cowok baru itu,
tapi anehnya dia tidak belagak seperti saat mengisi ekstrakulikuler satu
minggu lalu. Dia kembali menjadi dia yang dulu, pendiam dan apa adanya.
Aku heran melihat tingkahnya itu, aku pun menjaga sikap agar aku tidak
salah sikap selama di berada di kelas. Hingga pada akhirnya aku sudah
tak kuat lagi berpura pura bersikap seperti ini, sikapku kembali seperti
dulu, ramah, banyak bicara, cepat akrab, dan selalu berkomentar pada
siapapun saja.
Pada suatu siang cowok itu mendatangiku dan mengintrogasiku, aku
berusaha mengelak sebisaku, tapi dia membuat aku mengakui bahwa aku
adalah teman lamanya yang tiba tiba menghilang. Aku pun tak bisa lagi
menyembunyikan semua itu, aku pun mengakui semuanya. Tetapi tiba tiba
sahabatku datang dan marah marah padaku karena aku bersama cowok baru
itu yang sekarang menjadi pacarnya, aku tak mendegarnya aku buru baru
meninggalkan mereka berdua.
Dua hari sudah aku tidak masuk sekolah untuk menenangkan diri, apakah
aku harus pergi lagi, agar semuanya bisa kembali seperrti dulu, tapi
ini sudah hampir ujian nasional tidak mungkin aku harus pindah sekolah
lagi. Pagi itu pun aku putuskan untuk masuk sekolah, sesampainya di
sekolahan aku mendapat sambutan hangat dari teeman semejaku. Aku
menceritakan apa sebenarnya yang telah terjadi. Dia dapat memkluminya.
Jam pulang sekolah pun berbunyi aku bergegas pulang, tiba tiba cowok
baru itu menghadang jalanku. Kemudian dia menceritkan apa yang ia
lakukan selama satu tahun ini untuk mencariku, dan akhirnya dia daapat
bertemu denganku sekarang, dia juga menyampaikan bahwa dia menyukaiku
selama ini, sejak pertama bertemu. Dia juga memperkenalkan dirinya
karena selama ini kami belum sempat berkenalan.
Aku tak membalas cintanya, walaupun sebenarnya aku juga mencintainya,
karena saat itu dia masih terikat dengan sahabatku sendiri. Aku pun
juga menceritakan kenapa aku pergi begitu saja meninggalkannya, kemudian
dia menyuruhku untuk menunggu sebentar disini. Dia pergi meninggalkanku
menuju ke depan kantor disana ada sahabatku menunggu. Aku mendegar
percecokan di antara mereka, aku binggung apa yang terjadi saat itu.
Setelah mereka selesai cowok baru itu datang kepadaku, dan ia
mengungkapkan perasaannya padaku, aku tak bisa berkata apa apa lagi, aku
merasa semua ini mimpi dimana aku menghancurkan persahabatanku gara
gara cowok baru yang baru kita kenal, entah apa yang aku rasakan saat
itu aku senang karena aku dapat lagi menjalin hubungan baik dengan orang
yang aku sayangi tapi di sisi lain aku sedih karena aku gagal menjaga
perasaan sahabatku yang aku pertahankan satu tahun ini.
Selasa, 07 Oktober 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar